Reses di Sei Menggaris, Anggota DPRD Kaltara Nasir Katakan Wilayah Perbatasan Jangan Hanya Jadi Simbol, Tapi Harus Jadi Prioritas

headlineterkini.id, NUNUKAN — Potret kehidupan masyarakat di garis terdepan Republik Indonesia kembali menjadi sorotan dalam reses anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Muhammad Nasir, S.Pi., MM., yang dilaksanakan pada 20–26 Mei 2025.

Dalam kunjungan ke wilayah perbatasan Kanduangan dan Seikapal di Kecamatan Sei Manggaris yang berbatasan langsung dengan Malaysia terungkap berbagai persoalan serius yang masih membelit warga setempat.

“Perbatasan kita jangan hanya jadi simbol kedaulatan, tapi harus benar-benar diprioritaskan dalam pembangunan. Masyarakat di sini butuh kehadiran nyata negara,” kata Nasir.

Nasir menyampaikan, beberapa persoalan yang disampaikan masyarakat antara lain yakni kelangkaan dan mahalnya BBM, dengan harga mencapai Rp15.000–Rp25.000 per liter.

Yang mana, hal ini dipicu oleh pelarangan bongkar muat BBM di pelabuhan rakyat Kanduangan oleh oknum tertentu, sementara belum tersedia pelabuhan resmi.

Selain itu, ketiadaan rambu batas laut antara Indonesia dan Malaysia yang berpotensi menimbulkan konflik atau pelanggaran wilayah.

“Kemudian terkait keterbatasan layanan kesehatan, yang menyebabkan sekitar 900 orang dirujuk ke RSUD Nunukan setiap bulannya. Masyarakat mengusulkan peningkatan status PUSTU menjadi Rumah Sakit Pratama,” ucapnya.

Nasir mengatakan, masyarakat juga menyampaikan usulan terkait strategis seperti pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di KM 5, perbaikan sarana pendidikan, pembangunan jalan tani dan akses ke pekuburan, serta pengadaan air bersih melalui sumur bor dan PDAM.

Menurut Nasir, kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah perbatasan belum merasakan keadilan pembangunan sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi. Ia menyayangkan lambannya pembangunan infrastruktur dasar dan lemahnya kehadiran negara dalam menjamin kebutuhan pokok warga di perbatasan.

“Saya akan memperjuangkan semua aspirasi ini di tingkat provinsi, dan saya juga akan menyampaikan langsung kepada pihak-pihak kementerian dan lembaga pusat yang terkait. Wilayah perbatasan seperti Kanduangan dan Seikapal adalah wajah pertama Indonesia. Mereka tidak boleh terus-menerus menjadi penonton dari kemajuan di negara tetangga,” ungkapnya.

Nasir mengatakan, dengan semangat dari Perbatasan untuk Indonesia. Sehingga, ia berharap kebijakan pembangunan akan semakin berpihak kepada wilayah-wilayah terluar yang selama ini menjadi benteng sekaligus potensi besar bagi masa depan Indonesia. (*)

Spread the love
Redaksi