headlineterkini.id, NUNUKAN- Masalah pengelolaan sampah di Desa Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik Barat, semakin memprihatinkan. Tidak adanya armada pengangkut sampah, terutama untuk menangani limbah plastik dari budidaya rumput laut, membuat lingkungan desa kian terancam.
Kondisi ini disuarakan langsung oleh warga dalam Kunjungan Daerah Pemilihan (Kundapil) Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara, M. Nasir, Sabtu (28/6).
“Saya kaget mendengar langsung bahwa Kecamatan Sebatik Barat menjadi satu-satunya kecamatan di Pulau Sebatik yang belum memiliki mobil pengangkut sampah. Ini jelas darurat. Jangan tunggu jadi krisis baru kita bertindak,” tegas M. Nasir usai berdialog dengan warga RT 4, 5, 6, dan 7 Desa Liang Bunyu.
Dalam kunjungan tersebut, warga menyampaikan aspirasi mendesak terkait kondisi lingkungan yang mulai tercemar akibat penumpukan sampah plastik, khususnya sisa kegiatan budidaya rumput laut yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat pesisir.
Kepala Desa Liang Bunyu, Mansur, juga menyampaikan bahwa sudah sejak lama pihak desa mengusulkan keberadaan dump truck untuk pengangkutan sampah, namun hingga kini belum terealisasi. “Kami tidak bisa hanya andalkan swadaya. Volume sampah makin hari makin besar, terutama limbah plastik dari laut,” ungkapnya.
M. Nasir menegaskan bahwa masalah sampah bukan hanya persoalan estetika, tapi menyangkut kesehatan, lingkungan hidup, dan keberlangsungan ekonomi masyarakat pesisir.
“Bayangkan jika laut dan pantai kita tercemar, siapa yang mau beli hasil rumput laut dari daerah yang tercemar limbah? Ini harus jadi perhatian utama dinas teknis, baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi. Saya akan suarakan ini di forum resmi DPRD dan termasuk akan saya sampaikan ke DPRD Nunukan khususnya fraksi PKS dan bahkan langsung ke bapak bupati Nunukan,” jelasnya.