Headlineterkini.id, NUNUKAN – Harga rumput laut yang anjlok selama dua tahun terakhir, serangan hama dan penyakit, serta konflik antara pembudidaya rumput laut dengan pemukat rumput laut yg memakai jangkar menjadi sorotan utama masyarakat pesisir dalam reses anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Muhammad Nasir, S.Pi., MM.
Kegiatan reses tersebut digelar di enam titik di Kabupaten Nunukan, termasuk di wilayah Jl. Antasari dan Tanjung Cantik, Kecamatan gNunukan Sungai Sembilan, Kecamatan Nunukan Selatan dan serta Kecamatan Sebatik Barat.
Dalam dialog terbuka bersama masyarakat, Muhammad Nasir mendengar langsung bagaimana para pembudidaya rumput laut mulai kehilangan harapan akibat hasil panen yang tak sebanding dengan biaya produksi.
“Harga rumput laut turun drastis dan tidak stabil dalam dua tahun terakhir. Banyak petani yang terpaksa berhenti karena rugi terus, apalagi ditambah hama dan penyakit serta gangguan dari aktivitas pemukat rumput laut jangkar,” ujar salah satu warga di Sebatik Barat.
Muhammad Nasir menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Menurutnya, rumput laut adalah tulang punggung ekonomi masyarakat pesisir di Nunukan, sehingga krisis yang terjadi harus segera ditangani secara lintas sektor.
“Masalah ini bukan sekadar fluktuasi harga, tetapi juga menyangkut aspek teknis, perlindungan usaha rakyat, dan konflik pemanfaatan ruang laut. Saya akan mendorong dinas terkait di provinsi maupun pusat untuk memberikan perhatian serius, termasuk bantuan teknologi budidaya, penyediaan bibit unggul, hingga kebijakan tata ruang laut yang adil bagi pembudidaya,” ujar Nasir.
Ia juga menyoroti pentingnya intervensi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi petani rumput laut. “Jika tidak segera ditangani, dampaknya akan semakin besar terhadap perekonomian lokal,” tambahnya.
Nasir menegaskan bahwa aspirasi masyarakat akan dibawanya ke tingkat pembahasan legislatif provinsi dan dikawal secara aktif dalam bentuk program-program nyata yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat pesisir. (*)